Article Detail

Valuing Water (Menghargai Air)


“Air adalah kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan kita. Bahkan 50-70% dari tubuh kita terdiri dari air. Maka sudah selayaknya kita bersyukur atas anugerah ini,” kata Sr. Cornelio, CB (Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat) saat memberikan pengantar dalam Peringatan Hari Air Sedunia (13/03/2021).
Peringatan Hari Air Sedunia ini secara istimewa dihadiri oleh peserta didik kelas 4-5 SD Tarakanita Se-Indonesia. Lebih istimewa lagi adanya kehadiran Suster Mary Bellekom dari United Kingdom (UK) sebagai Keynote Speaker dalam acara ini.
“Kita semua siswa siswi Tarakanita selalu berusaha menjadi pribadi yang cerdas berintegritas. Hal ini dapat kita wujudkan dengan cara menggunakan air secara bertanggung jawab, ambil bagian dalam menjaga kualitas dan kuantitas air serta pengelolaannya,” pesan Sr. Cornelio, CB.
Emeliana Makaria Tarigan (Kepala SD Tarakanita 4 Jakarta) selaku moderator menerangkan bahwa kegiatan ini adalah hasil kerja sama Yayasan Tarakanita dengan PEPULIH dan dengan Faith In Water. Pepulih adalah pemerhati peduli lingkungan hidup, organisasi yang didirikan pada 22 april 2004. Tujuan organisasi ini adalah turut serta memelihara lingkungan perkotaan khususnya agar dapat mendukung kehidupan yang sehat, aman dan sejahtera.
Sementara Faith In Water adalah badan amal internasional yang berbasis di Inggris, didirikan pada tahun 1995 untuk membantu lembaga berbasis keagamaan, mengembangkan program lingkungan berdasarkan kepercayaan yang telah bekerja sama dengan 11 agama besar di dunia. Tujuan Faith in Water adalah untuk meningkatkan kehidupan orang-orang termisikin di dunia melalui air yg lebih bersih, sanitasi yang layak, dan kebersihan yang baik. Suster Mary Bellekom adalah bagian dari Faith In Water.
PEPULIH dan Faith in Water sudah bekerja sama sejak tahun 2016 dalam kegiatan WASH (water, sanitation, hygiene) yang menangani kebersihan air dan kebersihan yang lebih baik dengan sekolah-sekolah dan komunitas.
Suster Mary memaparkan fakta WASH Fast: 159 juta orang menggunakan air kotor dari danau dan sungai. Ini sumber yang tidak aman. Air yang tidak aman ini membunuh 200 anak setiap jamnya. Di sisi lain: dalam satu hari umumnya wanita menghabiskan 200 juta jam kerja untuk mengumpulkan air untuk keluarganya. Dari fakta itu sesungguhnya 1/3 dari yang dibelanjakan dunia untuk air kemasan dalam 1 tahun dapat digunakan untuk proyek penyediaan air bagi yang membutuhkan. 
WASH melibatkan 3 hal untuk mengutamakan kebersihan:
1. Penggunaan toilet yang lebih baik
2. Mencuci tangan menggunakan sabun, mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, setelah membersihkan bayi.
3. Minum air bersih yang telah diolah dan disimpan dengan benar.
Semua kegiatan yang diusung PEPULIH dan Faith in Water membutuhkan keterlibatan semua orang agar tujuannya bisa tercapai. Misalkan pelajaran tentang air harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Juga dalam informal edukasi, seperti club pembelajaran sekelompok pemuda, pembekalan keterampilan kepada masyarakat, dan lain-lain.
Anak-anak bisa menjadi duta yang kuat untuk keluarga, lingkungan, dan tempat ibadah. Suster Mary pun menunjukkan foto-foto saat mengunjungi Sekolah Tarakanita dan melihat anak-anak sudah melakukan cuci tangan yang benar dan bisa menjadi duta. Foto-foto itu juga menunjukkan contoh menyimpan air hujan dan diolah untuk digunakan, air bekas cucian beras juga bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
“Suster Mary sangat senang bisa berkumpul di kesempatan ini. Beliau yakin ada banyak kesempatan untuk kita semua untuk terus bekerja sama dalam pelatihan dan implementasi proyek tentang kebersihan meskipun kita lakukan secara online. Semoga di masa depan bisa terus berlangsung sehingga meyakinkan pikiran dan doa dari kita semua supaya ke depan hal untuk menuju kebersihan bisa terjadi dan dikuatkan,” kata Emeliana menerjemahkan kata-kata Sr. Mary.

Acara lalu dilanjutkan oleh Dwi Astuti Nurmawati (Guru SD Tarakanita 1 Jakarta) sebagai fasilitator.
“Air bukan sekedar benda mati. Air dapat ‘mendengar’, ‘melihat’, ‘merasa’, dan ‘mengerti’ pesan yang disampaikan,” ujar Dwi Astuti.
“Ketika air ‘mendengar’ kata-kata ’ayo kita lakukan’ dan ’Lakukan!’, molekul air bergerak dan berubah wujud. Begitu pula ketika air ‘mendengar’ pesan dalam doa. Sama seperti kita, kalau kita rajin berdoa pasti hati kita juga cantik dan ganteng,” tambahnya.
Dwi Astuti dan tim membagi anak-anak dalam kelompok diskusi dengan tema-tema tertentu. Kelompok dibagi berdasarkan wilayah: Lahat dan Bengkulu mendiskusikan sumber air, Jawa Tengah dan Yogyakarta mendiskusikan penggunaan air, Jakarta mendiskusikan penyebab pencemaran, Tangerang dan Surabaya mendiskusikan akibat pencemaran air. Masing-masing kelompok ada guru yang mendampingi.
Di akhir sesi Dwi Astuti mengajak anak-anak berjanji, harus dilakukan, harus ditepati, seperti: Jangan buang sampah sembarangan, lakukan hal kecil tetapi bermanfaat besar, irit menggunakan air, gunakan shower dari pada gayung karena lebih hemat air, gunakan air bekas cucian beras untuk menyiram tanaman, perbaiki semua kebocoran instalasi pipa air, gunakan toilet sistem dual flush sehingga dapat memilih antara flush setengah atau full, hingga miliki resapan air di rumah (lubang biopori).
. . . . .
PPDB Online dapat dilakukan di http://surabaya.tarakanita.sch.id/ 
. . . . .
Media online: http://wil-surabaya.tarakanita.sch.id/ 
Media pembelajaran: http://tarakanitasby.web.id/ 
Media sosial
- Instagram: https://www.instagram.com/tarakanitasurabaya/ 
- Youtube: https://www.youtube.com/c/HumasTarakanitaSurabaya 
- Facebook: https://www.facebook.com/yayasantarakanita.wilayahsurabaya 
#tarakanitasurabaya #yayasantarakanita #cerdasberintegritas #dirumahsaja #tksantocarolus #sdsantocarolus #smpcarolussby #smacarolussby #tkkartinisurabaya #sdrakartini #sdsantoyosefsurabaya #smpsantoyosefsurabaya #tk #sd #smp #sma #sekolahsurabaya #sekolahkatolik #sekolahkatoliksurabaya #pembelajaranonline #pjjonline #pembelajaranjarakjauh #pendidikan #pendidikananak #pendidikankarakter #pendidikanindonesia #belajardirumah #sekolahunggulan #edukasionline

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment