Article Detail
Persiapan Menghadapi Asesmen Nasional Sekolah Tarakanita
Jakarta – Mulai tahun 2021 Ujian Nasional (UN) akan diganti dengan Asesmen Nasional. Hal ini diprakarsai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Kini menjelang tahun 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan sosialisasi di berbagai instansi pendidikan. Pada Selasa kemarin (17/11/2020) giliran Sekolah Tarakanita Nasional yang mendapatkan sosialisasi Asesmen Nasional.
Sosialisasi tersebut diselenggarakan dalam Webinar dengan nara sumber Dr. Bagus Hary Prakoso, M.A. dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbang Kemdikbud dan dimoderatori oleh Bonifasius Bambang Sudarmono, M.Pd. (Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Wilayah Tangerang).
Webinar ini dihadiri oleh para Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Pusat dan Wilayah, Kepala Sub Divisi Bagian Kurikulum, Kepala Sub Divisi Bagian Kesiswaan, para Kepala Jenjang, para Kepala Sekolah, para Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, serta perwakilan guru jenjang SD sampai dengan SMA-SMK yang berada di tujuh wilayah.
Adapun tujuh wilayah Sekolah Tarakanita tersebut antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Yogyakarta, Surabaya, Bengkulu, dan Lahat.
Lebih dari 400 peserta hadir melalui telekonferensi Zoom ditambah banyak peserta lain yang mengikuti live streaming di kanal Youtube Tarakanita TV.
“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan besar untuk maju. Ya, maju. (EG 53),” demikian kutipan buku harian Bunda Elisabeth Gruyters yang disampaikan Ambrosius Sigit Kristiantoro, M.Pd. (Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita) dalam pengantarnya.
Tujuan Webinar ini ialah untuk memberikan pemahaman tentang:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar
- Mendesain KBM berbasis kompetensi literasi dan numerasi
- Menyusun soal berbasis literasi dan numerasi
- Membaca hasil AKM
Bagus menjelaskan bahwa Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) itu mengukur literasi membaca dan numerasi. Survei Karakter (SK) mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar non kognitif. Survei Lingkungan Belajar (SLB) mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Asesmen Nasional berlatar belakang Hasil PISA (Programme for International Student Assessment). Bagus memaparkan hasil PISA sejak tahun 2012.
Hasil PISA 2012 menunjukkan mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains). Anak-anak tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tidak dilatih Kecakapan Hidup Abad 21, misalnya: untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing.
Hasil PISA 2018
Apa yang diukur oleh uji PISA? PISA mengukur Literasi Membaca, Literasi Sains, Literasi Matematika. PISA juga mengumpulkan informasi kontekstual yang rinci dari siswa, orang tua, guru, dan kepala sekolah melalui kuesioner.
Selain PISA, Asesmen Nasional juga menggunakan konsep HOTS (Higher Order Thinking Skills) dari Benjamin S. Bloom, dkk. Benjamin S. Bloom adalah seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat yang berkontribusi dalam penyusunan taksonomi tujuan pendidikan dan pembuatan teori belajar tuntas.
HOTS merupakan variabel tersembunyi (latent variable) terkait kemampuan berpikir individu pada tingkat tinggi, meliputi cara berpikir secara kritis, kreatif, logis, dan metakognisi.
Menurut Bagus, profil dan kelebihan AKM antara lain: tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum, tidak membedakan peminatan, penguasaan terhadap 2 kompetensi (literasi dan numerasi), AKM dilaksanakan secara adaptif, dan lain-lain.
Untuk lebih memahami AKM, Bagus juga menunjukkan contoh soal Numerasi dan Literasi. Soal Numerasi terkait pemahaman, aplikasi, penalaran (membuat pertimbangan/keputusan). Soal Literasi misalkan teks informasi (menemukan informasi), interpretasi dan integrasi, evaluasi dan refleksi.
“Apakah pernah dilakukan ujicoba AKM?,” tanya Ignas, salah satu peserta Webinar.
Bagus menjelaskan bahwa bapak-ibu yang hadir tidak perlu khawatir karena soal-soal untuk nasional yang dibuat oleh Bagus dan timnya di Kemdikbud sudah melalui proses ujicoba. Untuk memastikan mutu itu dilihat dari validitasnya, keterbacaannya, dan sesuai dengan kerangka AKM, itu sudah dan sedang dilakukan.
Di akhir acara, Yustina Sri Hartati (Kepala Sub Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita) menyampaikan poin-poin rencana tindak lanjut yang dilakukan setelah sosialisasi AKM ini, yakni 1) Pelatihan mendesain KBM literasi/numerasi, 2) Penyusunan Soal AKM, 3) Pelaksanaan AKM Tarakanita/Dinas.
PPDB Online dapat dilakukan di http://surabaya.tarakanita.sch.id/
Media online: http://wil-surabaya.tarakanita.sch.id/
Media pembelajaran: http://tarakanitasby.web.id/
Media sosial
- Instagram: https://www.instagram.com/tarakanitasurabaya/
- Youtube: https://www.youtube.com/c/HumasTarakanitaSurabaya
- Facebook: https://www.facebook.com/yayasantarakanita.wilayahsurabaya
#tarakanitasurabaya #yayasantarakanita #cerdasberintegritas #dirumahsaja #tksantocarolus #sdsantocarolus #smpcarolussby #smacarolussby #tkkartinisurabaya #sdrakartini #sdsantoyosefsurabaya #smpsantoyosefsurabaya #tk #sd #smp #sma #sekolahsurabaya #sekolahkatolik #sekolahkatoliksurabaya #pembelajaranonline #pjjonline #pembelajaranjarakjauh #pendidikan #pendidikananak #pendidikankarakter #pendidikanindonesia #belajardirumah #edukasionline
Kiri: Bonifasius Bambang Sudarmono, M.Pd. (Kepala Divisi Pendidikan Wilayah Tangerang; Kanan: Ambrosius Sigit Kristiantoro, M.Pd. (Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment