Article Detail
Pelatihan LMS (Learning Management System)
SD Santo Carolus menjadi pilot project dalam penerapan Learning Management System (LMS) di unit sekolah Tarakanita wilayah Surabaya. Sebelumnya LMS telah diterapkan di 4 wilayah Tarakanita yaitu Tangerang, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Demi menunjang lancarnya penerapan LMS di unit sekolah selasa, 12 Juli 2022 diadakan pelatihan bagi guru dan staff. Pelatihan ini merupakan pertemuan kedua setelah sebelumnya di bulan Juni (14 Juni 2022) juga diadakan pelatihan serupa.
Dalam pelatihan ini turut hadir perwakilan struktural kantor wilayah Ibu Shita (Kepala Divisi Pendidikan), Ibu Ilien (Kepala Bagian Umum), dan Bapak Hary (Operator). Adapun dari pihak vendor LMS menghadirkan 5 orang sebagai narasumber dengan 2 orang sebagai fasilitator.
Pada pertemuan kedua ini dibahas secara lebih dalam fitur-fitur yang tersedia di dalam LMS. Sebelumnya para peserta pelatihan hanya diperkenalkan secara garis besar apa itu LMS. Namun di pertemuan kali ini para peserta tidak hanya mendengar penjelasan dari narasumber tetapi juga mempraktikan secara langsung LMS pada laptop masing-masing.
Materi pertama dibuka dengan penjelasan hak akses pada system LMS. Hak akses merupakan wewenang user atau pengguna dalam mengakses program. Artinya terdapat pembagian pengguna dalam memanfaatkan fitur yang ada di dalam program.
Setelah berhasil masuk ke dalam sistem melalui username dan password yang telah diatur oleh admin materi berlanjut pada fitur-fitur yang terdapat di dalam sistem. Salah satu fitur yang menjadi pembahasan adalah perangkat pembelajaran.
Pada fitur perangkat pembelajaran para guru dapat mengisi rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Cukup dengan mengisikan form dan menekan tombol “simpan” RPP yang telah diisikan akan tersimpan ke dalam sistem. “Bapak/Ibu tidak perlu khawatir untuk penyimpanan data, karena kami (vendor) sudah memiliki server back-up selain server utama” ungkap fasilitator ketika menanggapi pernyataan salah seorang peserta.
“Dengan adanya sistem ini kita tidak perlu repot-repot bila kita akan melaksanakan akreditasi. Data-data yang diperlukan dapat segera ditampilkan” ujar fasilitator.
Selanjutnya para guru diberi kesempatan untuk mencoba mempraktikan apa yang sudah diajarkan. Tampak beberapa guru yang sudah mulai mahir dan pemateri membantu peserta guru yang masih kesulitan mempelajari LMS.
Sesi terakhir dilanjutkan dengan pelatihan bagi admin LMS. Pelatihan ini diikuti oleh admin non guru yang terdiri dari struktural kantor dan sekolah beserta operator. Materi yang diberikan untuk admin berfokus pada fitur manajemen capaian pembelajaran berdasarkan RPP yang telah diunggah oleh guru.
Di akhir pelatihan Yayasan yang diwakili oleh struktural kantor dan wilayah memberikan masukan kepada pihak vendor untuk beberapa fitur yang sudah berjalan. Harapannya dengan masukkan tersebut LMS dapat digunakan dengan baik ketika diimplementasikan secara penuh.
-
there are no comments yet