Article Detail
Bersyukur di Tengah Pandemi
Surabaya – Menjelang berakhirnya jenjang SMA, murid-murid kelas XII disibukkan dengan berbagai macam tugas dan ujian akhir. Di sela-sela kesibukan tersebut SMA Santo Carolus Tarakanita Surabaya mengambil waktu untuk rehat sejenak agar para peserta didik kelas XII tersegarkan kembali dan siap menempuh kewajiban mereka selanjutnya.
Waktu rehat itu diisi dengan Rekoleksi Virtual. Masa pandemi yang terjadi membuat peserta didik menjalani rekoleksi virtual sebagai pengganti retret yang biasanya dilakukan selama beberapa hari di luar kota. Maka agar rekoleksi virtual menjadi sama efektifnya dengan retret offline, SMA Santo Carolus menghadirkan Aegidius Sunusmo, M.Pd., ELT. sebagai nara sumber.
Adapun Egi, sapaan akrab Aegidius Sunusmo, adalah seorang profesional conselor yang berkecimpung di dunia konselor selama lebih dari 12 tahun, khususnya untuk siswa SMP dan SMA. Selain itu beliau juga lebih dari 10 tahun menjadi trainer khusus untuk guru serta menjadi pembicara parenting dan pembicara untuk kalangan remaja. Egi juga sangat berpengalaman sebagai trainer leadership, team building, public speaking, program retret, serta LQ for happy.
Peserta didik kelas XII tidak menjalani rekoleksi ini sendiri, tetapi juga didampingi oleh tim katolisitas dan guru-guru SMA Santo Carolus Tarakanita Surabaya. Dengan dimoderatori oleh Drs. Ignatius Oky Soerjanto (Guru SMA Santo Carolus), rekoleksi berlangsung pada Senin, 01 Maret 2021 pukul 07.30-12.30 WIB.
“Karena berbagai kesibukan dan tugas-tugas anak-anak kelas XII, hati yang semula berbentuk indah menjadi tidak berbentuk lagi. Oleh karena itu rekoleksi ini bertujuan mengumpulkan dan membentuk hati ke bentuknya semula,” kata Shita Sophianingreki (Kepala SMA Santo Carolus Tarakanita Surabaya) dalam pengantarnya.
Egi memulai rekoleksi dengan mengajak anak-anak merenungkan bacaan Injil Matius 25:14-30. Egi mengajak Randi Antero mewakili murid putra dan Andrea Avelina mewakili murid putri untuk membaca ayat injil secara bergantian.
“Apa makna positif dan negatif yang anda rasakan selama pandemi ini berlangsung?,” tanya Egi sebagai bahan diskusi anak-anak.
Seluruh peserta didik kelas XII kemudian dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil melalui Breakout Rooms. Mereka diberi waktu 5 menit untuk mendiskusikannya.
Beragam jawaban dari setiap kelompok. Salah satunya dari Room 12. Makna positif selama pandemi ini menurut Room 12 adalah lebih banyak waktu dengan keluarga, lebih banyak waktu yang dapat dimanfaatkan untuk berolahraga, sistem penerapan IPTEK cukup diutamakan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehingga menuntut kita untuk mempelajari teknologi.
Sementara makna negatifnya ialah pembelajaran sedikit mengalami kemerosotan, roda ekonomi menurun, adanya sikap skeptis bila berkerumun yang mana cukup merubah budaya kebiasaan yang dulunya benar-benar biasa, namun sekarang merupakan hal yang menimbulkan keresahan. Apapun makna positif atau negatif selama pandemi berlangsung, Egi mengajak semua anak untuk bersyukur.
Banyak dinamika yang digunakan oleh trainer yang pernah menjadi guru SMP dan SMA itu. Mulai dari dialog interaktif, kuis, ice breaking, slide, video, hingga belajar dari kisah beberapa tokoh yang menginspirasi. Semuanya itu sangat menarik dibawakan oleh Egi dan terlihat ekspresi senang serta antusias para siswa pada layar telekonferensi Zoom.
Salah satu ice breaking game yang menarik ialah tebak kuliner nusantara. Egi memberikan beberapa clue seperti ketan, terigu, kacang hijau, bulat, dan wijen. Beberapa anak pun menjawab dengan tegas, “Onde-onde.”
Kelas XII merupakan masa menjelang peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Maka anak-anak dituntut untuk memiliki daya tahan yang lebih. Egi memperkenalkan Adversity Quotient (AQ), yakni kecerdasan daya tahan. Menurut pencetusnya, Paul G. Stoltz, AQ ialah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.
Sebuah tantangan juga diberikan Egi untuk siswa-siswi kelas XII. Egi merekomendasikan klip video dari Youtube dan tugas anak-anak untuk membuat ringkasan inspirasi dari klip video tersebut. Ringkasan terbaik akan mendapat hadiah menarik yang telah disiapkan oleh Egi.
“Setiap orang sama seperti pinsil, diciptakan oleh Tuhan secara unik dengan tujuan tertentu. Anda diciptakan untuk melakukan hal yang besar!,” seru Egi seraya menegaskan komitmen anak-anak di akhir rekoleksi hari ini.
“No one save us, but ourselves,” kata Shita memotivasi peserta didik kelas XII dalam sambutan penutupnya.
. . . . .
PPDB Online dapat dilakukan di http://surabaya.tarakanita.sch.id/
. . . . .
Media online: http://wil-surabaya.tarakanita.sch.id/
Media pembelajaran: http://tarakanitasby.web.id/
Media sosial
- Instagram: https://www.instagram.com/tarakanitasurabaya/
- Youtube: https://www.youtube.com/c/HumasTarakanitaSurabaya
- Facebook: https://www.facebook.com/yayasantarakanita.wilayahsurabaya
#tarakanitasurabaya #yayasantarakanita #cerdasberintegritas #dirumahsaja #tksantocarolus #sdsantocarolus #smpcarolussby #smacarolussby #tkkartinisurabaya #sdrakartini #sdsantoyosefsurabaya #smpsantoyosefsurabaya #tk #sd #smp #sma #sekolahsurabaya #sekolahkatolik #sekolahkatoliksurabaya #pembelajaranonline #pjjonline #pembelajaranjarakjauh #pendidikan #pendidikananak #pendidikankarakter #pendidikanindonesia #belajardirumah #sekolahunggulan #edukasionline
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment