Article Detail
Mengemban Misi 10 Suster CB di Mojorejo, Blitar
A. PERJALANAN NAIK MALIOBORO EXPRESS
Jumat pagi, 26 Januari 2018 kami berdelapan (Sr Yetty, Sr Paulisa, Sr Antari, Sr Assumpta, Sr Redemptrix, Sr Isabella, dan Sr Fernanda) diiringi hujan rintik-rintik meninggalkan kota gudeg menuju Blitar naik kereta api Malioboro Ekspress. Kendati cuaca dingin namun kami sangat bersemangat karena Yesus Sang Pencinta hati kami yang manis, menanti kami di Mojorejo. Sudah jauh hari kami menyiapkan hari ini. Perjalanan yang kami tempuh selama 5 jam merupakan perjalanan yang menyenangkan, terlebih untuk beberapa suster yang belum pernah melakukan perjalanan yang jauh maupun baru pertama kali naik kereta api. Dalam perjalanan masih saja kami melanjutkan diskusi kami tentang apa yang akan kami lakukan sesampainya kami di Mojorejo. Dalam canda kami sempat bercelutuk, “seperti sedang menuju tanah misi” kendati jika dibandingkan dengan 10 suster misionaris CB pertama kami belumlah apa-apa tapi kami boleh mencicipi sedikit kisah bagaimana nyala api semangat cinta pada Yesus yang tersalib membara dalam hati saat kami diutus untuk berjumpa dengan umat di Mojorejo. Dan inilah kami, kegembiraan dan cinta yang bernyala yang kami bawa menuju Blitar.
B. TIBA DI WLINGI MENUJU MOJOREJO
Hujan berkat…itu yang lalu kami refleksikan bersama ketika kami disambut hujan deras di stasiun Wlingi. Sempat mengeluh karena kereta api harus kembali berjalan sedangkan kami masih kesulitan turun dari kereta karena hujan yang sangat deras. Stasiun mendadak ramai dengan kehadiran kami berdelapan yang ‘sedikit’ heboh saat turun dari kereta api. Memang salah kami juga, yang tidak persiapan membawa payung. Aku merasa sperti gadis yang tidak bijaksana karena lupa membawa payung…😊… Syukurlah kami tiba dengan selamat dan sudah ditunggu oleh Sr Margriet, Sr Katarina, ibu dan bapak dari Kantor Surabaya. Perjalanan kami lanjutkan dengan naik mobil menuju paroki Mojorejo. Kami tidak menyangka bahwa paroki yang kami tuju merupakan paroki yang jauh dari kota, hal ini justru menggembirakan hati kami.
C. BERJUMPA DENGAN KELUARGA
Setelah melalui jalan berkelok nan asri, sampailah kami di paroki Mojorejo. Seperti berada di daerah Boro Kulonprogo 😊. Sesampainya kami di Paroki beberapa keluarga yang akan kami tempati selama kami berada di Mojorejo sudah menjemput. Kami akan live-in di rumah umat. Namun sebelum kami ke rumah umah kami mengadakan koordinasi singkat terlebih dahulu di pastoran. Setelah selesai kami dibagi untuk tinggal bersama umat, tiap stasi/wilayah ada dua suster namun tinggal di rumah berbeda. Sesaat sebelum kami pergi kami berjumpa dengan Rm Frans, rm rekan di paroki Mojorejo, yang mau berangkat misa.
Aku tinggal di keluarga bpk Saridon yang merupakan kostress di paroki. Beliau memiliki tiga anak perempuan, Rena, Resa dan Agnes. Keluarga yang sederhana namun sangat ramah menyambut kehadiranku. Semoga satu dari mereka akan jadi suster CB. AMIN. 😊
D. SMPK PANCASILA
Perjumpaan dengan siswa-siswi SMPK Pancasila merupakan kegiatan yang pertama dalam kunjungan kami di paroki Mojorejo. Meskipun ada beberapa suster sudan ikut dinamika di lingkungan seperti doa arwah, pandonga (perkumpulan ortu terpanggil). Dinamika ini kami awali dengan saling berkenalan, siapa kami dan mengapa kami ada di Mojorejo. Meskipun kami dari Jogja hanya 8 namun ditambah suster dari Surabaya 2 orang maka jumlah kami menjadi 10 sr sehingga mirip dengan 10 suster misionaris CB pertama hehehe.. 😊. Jumlah siswi-a yang hadir sebanyak 47 orang, dan sudah satu sekolah. Kegiatan dilaksanakan dari pkl 08.30 – 13.00 WIB sangatlah hidup, semua bersemangat dalam setiap dinamika yang ditawarkan. Setelah perkenalan singkat, maka dilanjutkan dengan sesi-sesi yang sudah kami susun seperti berikut:
Sesi pertama = kisah “Suster CB” yang sudah hadir seabad di Indonesia
Dalam dinamika bersama SMPK Pancasila ini Sr Fernanda yang bertanggung jawab untuk mengisi sesi dibantu oleh Sr Yetty dan Sr Assumpta dalam dinamika permainan. Sesi yang pertama disampaikan kisah perjalanan 10 suster misionaris CB pertama yang diutus untuk mengawali karya di bumi pertiwi, Indonesia. Sebuah ungkapan syukur dan penularan nilai-semangat para suster CB yang ingin kami capai dalam sesi ini. Dengan harapan bahwa mereka bisa belajar dari para 10 suster CB dan kami semua yang hadir untuk menjadi pembawa cinta kasih Allah pada sesama dalam hidup dikeluarga dan menggereja. Sekaligus berpromosi agar ada yang tertarik untuk menjadi suster CB setelah mereka mengenal cikal bakal suster CB dan perkembangan CB sampai saat ini ketika merayakan seabad di Indonesia.
Sesi kedua = Dinamika kelompok ->Ekspresimu- Eksperesiku – Ekspresi kita
Setelah mendengarkan sejarah singkat perjalanan 10 suster misionaris CB yang pertama dan menyaksikan perkembangan pelayanan suster CB hingga saat ini, kegiatan dilanjutkan dengan refleksi dalam kelompok. Kelompok refleksi dan ekspresi ada 8 kelompok yang didampingi seorang suster disetiap kelompok. Setelah semua kelompok selesai berrefleksi maka dilanjutkan dengan membuat ekspressi. Tiap kelompok mengambil undian berisi ungkapan ekspressi yang harus mereka buat, drama, puisi, atau gerak dan lagu. Ekspresi yang dibuat berdasarkan hasil dari refleksi setelah mendengarkan kisah suster CB.
Diselingi dengan mamiri lalu dilanjutkan dengan penampilan dari tiap kelompok. Sungguh kendati mereka bukan orang yang hidup dikota namun mereka sangat percaya diri dan kreatif. Good job !
Games = Tebak kata dan cipta gerak
Sebagai sesi penutup, sr yetty dan Sr Assumpta mengajak siswa-I untuk bermain dalam kelompok. Permainannya ada dua yaitu tebak kata dan cipta gerak untuk jingle 100th CB di Indonesia. Permainan tebak kata dlm kelompok hanya diberi waktu 3 menit untuk menemukan kata-kata yang disusun secara acak. Untuk cipta gerak, mereka diputarkan lagu jingle 100th CB dan mereka diminta untuk menciptakan gerak sesuai dengan lirik dan irama lagu jingle. Yang paling kompak dan serasi gerakannya menjadi pemenang. Untuk setiap pemenang mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh panitia. Horeeeeee !!! semua merasa gembira.
Setelah pembagian hadiah. Seluruh rangkaian sesi ditutup dengan ber-jingle bersama.
“Derap langkah mengarungi jaman, wartakan sukacita. Dalam berkarya satu semangat, mengabdi sesama. 100th suster CB di Indonesia, setia misi membangun negeri.”
Makan Siang – sayonara
Makan siang dengan menu sop dan lele goreng ditemani sambal dan kerupuk. Rasanya sungguh nikmat. Apalagi dimakan rame-rame. Suatu siang yang menggembirakan, perjumpaan yang sungguh meneguhkan. Semoga ada yang terkesan dan tergerak mengikuti kami, putri-putri Bunda Elisabeth, melayani Yesus tersalib sang pecinta hati kami yang manis. Amin.
Pada Hari Terakhir
Para suster memperkenalkan diri diratusan para umat Mojorejo, saat misa ekaristi diadakan di paroki tersebut. Satu-persatu memperkenalkan diri nama dan asal tinggal suster CB. Ada dua suster yangf memberikan pengalaman diri selama menjadi suster CB. semoga ada yang berminat dan terpanggil untuk menjadi bagian dalam karya kongregasi Carolus Borromeus.
Kegiatan penutup dalam misi panggilan ini adalah kegiatan Bakti sosial yang diselenggarakan di Balai Paroki. Hampir 100 warga yang menerima Bingkisan tersebut. Sasaran dari pemberian bingkisan tersebut adalah para warga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bingkisan tidak seberapa klau dilihat dari nilai harganya tetapi kami dengan kebahagiaan serta ketulusan dalam memberikan kasih Allah ini. Semoga Misi panggilan ini menjadi terkesan bagi warga Mojorejo yang ditinggali selama tiga hari...
Foto kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
-
there are no comments yet